Saturday 12 November 2011

DETIK PERTEMUAN YANG MENGHARU

Deringan panggilanmu mengejutkan aku
pada sebuah lamunan di pinggir warung
melantunlah suaramu membisik salam
membuat rindu berputik dibenak hati
ada rasa yang ingin kuintai
ada dendam kasih yang ingin kulerai.

Kita pun menjanjikan sebuah pertemuan
meskipun hanya sekilas pandang
cukup memberiku erti yang mendalam
melunaskan hutang rindu yang melara
merakam sedikit detik yang ada
begitu terharu mengigit sukma
bila bening sayu dibibir matamu
bercerita diraut wajah duka
membuatkan aku terkenang
pada bicara puisi mu yang rawan.

Begitu murninya persaudaraan
bila kita memeterai janji setia
pada jabat tanganmu yang erat
masih terasa hangatnya digenggaman
pada detik perpisahan yang mengharu
memberi sayu
yang tak sedikit padaku.

Aku pun memandang dikejauhan
masih merenungkah engkau di jendela kaca
waktu titik airmataku merembes laju
di atas perjalanan motosikal yang dipandu anakku
bersama deru gerimis yang menitik
menyayat kalbu
pada sendu yang nyata.

Aku pun merasa puas
tidak lagi rindu menanti
pada detik pertemuan syahdu
yang dapat memberi sekelumit bahagia
bila lara jiwa terlunas semua
kita pun memeterai janji saudara
untuk tidak memungkiri segala setia.