Thursday 17 November 2011

=== ayah aku rindu pundakmu yang kokoh ===

ayah
mungkin karena kerapuhan hati
hingga aku hanya bisa menangis pada puisi
karena terlalu pedihkah
hingga aku larut dalam dalam bahasa hidup yang terkurung dalam kegetiran

ayah engkau telah pergi lalu ibu tinggal
ayah menuju keterpisahan
membuatkan batas yang tak mampu kutuju
kutuju untuk menemuimu sekedar mengadukan temtang ibu
ibu yang semakin renta
ibu yang selalu termenung sendiri
ibu yang telah menggiring hidupku
pada permulaan yang akan selalu mendekatkanku pada akhir kebahagian

ayah...
ibu menangis lagi
tetesan air mata terjatuh lagi di pipinya
ibu menangis lagi
karena pergulatan hidup yang pahit ini
karena kepedihan
karena aral kerikil yang melintang
kerikil yang harus lalui
sementara telapak kaki belum begitu sembuh
ajari aku ayah
bagaimana membuat senyum ibu kembali
dan tak ada lagi air mata yang terjatuh lagi di pipinya

ayah ini luka yang bercerita
entah yang tak pernah dimengerti
berlalu bersama rentang waktu
yang mengeping dan mengecil menjadi keterpurukan
lalu menitik pada nestapa
yang takkan pernah hilang
sekalipun telah melewati seribu keindahan malam

ayah aku mengadu kepadamu
walau engkau telah tiada tapi ku yakin kau mendengar
ayah aku rindu pundakmu yang kokoh
yang selalu menopang kepahitan kami

=============================
Karya : Ilman Lukas Penyair Kota Tangerang
=============================