Perih Sendiri
Aku telah berdiri di sana begitu sedih
Menonton jam sepanjang malam
Satu kaki keluar jendela
Sebuah jantung tanpa panah di dalamnya
Menjangkau aku diam-diam, turun peta
kembali
Ke halaman depan, tempat kau pernah berpaling
Tidak hilang
Memoriku menggenggam beberapa
Dan itu, masih keakuanku
Dalam rasa sakit yang lama sakit
Bahkan mencoba piatu
Ketika langit berubah menjadi api
Ketika bumi tidak goyang
Ketika banjir datang
Apakah kau sedang ingat aku diam-diam ?
Untuk yang paling bergerak
Menggetarkan bulat
Sinar matahari sungai di pagi hari
Ketika tinggi puncak, hanyalah untuk mencocokkan
SAdjin
Perih Sendiri
Aku telah berdiri di sana begitu sedih
Menonton jam sepanjang malam
Satu kaki keluar jendela
Sebuah jantung tanpa panah di dalamnya
Menjangkau aku diam-diam, turun peta
kembali
Ke halaman depan, tempat kau pernah berpaling
Tidak hilang
Memoriku menggenggam beberapa
Dan itu, masih keakuanku
Dalam rasa sakit yang lama sakit
Bahkan mencoba piatu
Ketika langit berubah menjadi api
Ketika bumi tidak goyang
Ketika banjir datang
Apakah kau sedang ingat aku diam-diam ?
Untuk yang paling bergerak
Menggetarkan bulat
Sinar matahari sungai di pagi hari
Ketika tinggi puncak, hanyalah untuk mencocokkan
SAdjin
Aku telah berdiri di sana begitu sedih
Menonton jam sepanjang malam
Satu kaki keluar jendela
Sebuah jantung tanpa panah di dalamnya
Menjangkau aku diam-diam, turun peta
kembali
Ke halaman depan, tempat kau pernah berpaling
Tidak hilang
Memoriku menggenggam beberapa
Dan itu, masih keakuanku
Dalam rasa sakit yang lama sakit
Bahkan mencoba piatu
Ketika langit berubah menjadi api
Ketika bumi tidak goyang
Ketika banjir datang
Apakah kau sedang ingat aku diam-diam ?
Untuk yang paling bergerak
Menggetarkan bulat
Sinar matahari sungai di pagi hari
Ketika tinggi puncak, hanyalah untuk mencocokkan
SAdjin