Oleh tulip rindu yang menguncup jatuh
lerai kasihmu ku-pungut,
di mana tangkai cinta cantum-mu
biar dalam lemah ketar, ku-tempa kau mawar
pun indah baldu-mu seakan layu
nanti saja pada jirus
To Ha, To Sim, To Sim Mim..
Bangkit-lah tulusbudi
warna jambak suci-mu ke hati
ngintari samesta diriku di kecerahan Ruhi
segenap pejam tafakkur-ku Kau himpun
titis gemakan lagi ;
Kaf Ha Ya Ain Sod..
Berjalan-lah rindu
walau getar pada sukma masih menggegar
kemudi bahtera tauhid-mu dlm uratnadi darah
telusuri liku-liku kasih suratul fatihah
kalau benar Kau Cinta Aku,
pokah & belah bahteraku, biar karamku menyerah
biar tersulah lidah
Ha Mim Ain Sim Khauf
BismilLah
Ba pun memberkah
ku-depang dua tangan dalam kebasahan
ku sujud penuh kerendahan dalam airmata bergenangan
tulis-lah ke hatiku kekamilan cinta
sehingga hilang daya & upaya dan ujudku tiada
asal saja aku Kau cinta
selamanya Kau,
Aku dakap ke Piala!
Raden Inu Kertapati
lerai kasihmu ku-pungut,
di mana tangkai cinta cantum-mu
biar dalam lemah ketar, ku-tempa kau mawar
pun indah baldu-mu seakan layu
nanti saja pada jirus
To Ha, To Sim, To Sim Mim..
Bangkit-lah tulusbudi
warna jambak suci-mu ke hati
ngintari samesta diriku di kecerahan Ruhi
segenap pejam tafakkur-ku Kau himpun
titis gemakan lagi ;
Kaf Ha Ya Ain Sod..
Berjalan-lah rindu
walau getar pada sukma masih menggegar
kemudi bahtera tauhid-mu dlm uratnadi darah
telusuri liku-liku kasih suratul fatihah
kalau benar Kau Cinta Aku,
pokah & belah bahteraku, biar karamku menyerah
biar tersulah lidah
Ha Mim Ain Sim Khauf
BismilLah
Ba pun memberkah
ku-depang dua tangan dalam kebasahan
ku sujud penuh kerendahan dalam airmata bergenangan
tulis-lah ke hatiku kekamilan cinta
sehingga hilang daya & upaya dan ujudku tiada
asal saja aku Kau cinta
selamanya Kau,
Aku dakap ke Piala!
Raden Inu Kertapati