Tuesday 19 February 2013

Pergi nya Lirih"


Pergi nya Lirih"

Jangan hiraukan teriakan Sang sepi,dan.......
Biarkan perih menjerit lirih,di dalam tangisan pagi ini,
Dari rimbunan bunga liar,tercium harum mewangi saat embun jernih membasahi kelopak putih melati,
... Hentikan dulu keluhan letih,
Sabda,kan tentang sambutan burung kenari....kicauan,nya membangunkan mentari....
Sehingga daun-daun hijau mulai terayun seperti menari mengikuti hembusan bayu bagai memperdengarkan melody,
Rumput-rumput yang tenga mengikuti kemana datangnya arah gerimis yang menuntun gugurnya cerah dalam musim semi.

Dewi-dewi menuruni anak-anak tangga"...berkecimpung dengan percikan air telaga jernih,
Sepasang kupu-kupu yang berwarna-warni terbang mengikuti kemana harum bunga memamerkan putik wangi,

Mentari telah beralih sudah cukup tinggi,sedang langkah kaki masih saja tidak beranjak untuk mencari kemana tempat untuk meletakan bongkahan kepenatan hati.

Mimpi-mimpi berteriak menagih janji yang sudah cukup lama di sepakati,
Untuk sekelompok bukti agar terus berlari walau cambuk berduri tidak pernah memberi kesempatan,kapan akan berhenti,
Waktu terdiam memberi tempat kepada gerimis turun membasahi'supaya gelisah agar cepat menyadari,bahwa tunas yang baru saja memperkenalkan diri,tak lagi membenci debu,yang biasa menutupi warna kuncup rejeki'

Jangan lagi risau kita jadikan senjata agar rasa tidak perduli kepada kepolosan hati,
Kita biarkan seberkas bayang menelanjangi hari,
Meniduri matahari......
Menutupi gerak-gerik pelangi setelah hujan terhenti..

Pekak telinga, tanpa bisa menjawab begitu harap yang tiba-tiba bertanya,""Ada di Mana"
Tentang apa................
Tentang siapa...............
Tentang bagaimana...........
Tentang cara yang seharusnya kita coba bila badai telah sangat jelas ingin menunjukan arti dari bencana,

Sudahi semua lamunan maya'
Sambut nyata yang telah tercipta,
Dan bila waktunya telah tiba,
Apa yg telah terencana,kita menapakan Rasa di taman jiwa.