Saturday 2 February 2013

di puncak malam


di puncak malam

setiapkali mendung bergayut di matamu
dan hujan membasahi bumi, sebagiannya di hati
namun kita selalu dapat berteduh
... lalu stanza rindu ini mengalir
bersama hujan dan tembusi bebatuan
sejauh mata, mengendap
hingga menumpuk
berharap tak lapuk oleh usia

setiapkali embun dari nafasmu mendekap di kaca
ingin segera kutulisi aksara yang lekat dijiwa
agar kau tidak perlu meraguiku
namun embun itu terlalu cepat menghilang
bagai leleh dalam gigil malam
manakala ujung jariku masih terpana
dilingkar nafasmu yang mendaki
kepuncak lebih tinggi

resah ini membeku
dibelenggu kamar batu
pantulan sinar terhalang dinding
menunggu usai lenguh dan ronta
begitulah isyarat matamu
menggoda dan merambat
melingkar pundak
bagai nikmat yang berjatuhan, di kegelapan

Batulicin, 31 Januari 2013
Puisi Hati Bumi 06
Jam 22.40 WIT