sebak sesak
nafas kian terasak
sendu menahan esak
bicara tersekat
ketat terpasung
membungkam
kata bagai tergari
menanti umpama lumrah
awan hitam meruntuh
menyempit alam
menjerit batinku
tidak esok mungkin lusa
sempadan rindu pasti pecah
ketepuan yang sarat
tiada tertanggung
akan meruntuh
terburai isi perutnya
datanglah kekasihku
leraikan kerinduanku
aku tiada tertahan lagi
sesaat yang mencengkam kalbuku
sebak sesak
nafas kian terasak
sendu menahan esak
bicara tersekat
ketat terpasung
membungkam
kata bagai tergari
menanti umpama lumrah
awan hitam meruntuh
menyempit alam
menjerit batinku
tidak esok mungkin lusa
sempadan rindu pasti pecah
ketepuan yang sarat
tiada tertanggung
akan meruntuh
terburai isi perutnya
datanglah kekasihku
leraikan kerinduanku
aku tiada tertahan lagi
sesaat yang mencengkam kalbuku
nafas kian terasak
sendu menahan esak
bicara tersekat
ketat terpasung
membungkam
kata bagai tergari
menanti umpama lumrah
awan hitam meruntuh
menyempit alam
menjerit batinku
tidak esok mungkin lusa
sempadan rindu pasti pecah
ketepuan yang sarat
tiada tertanggung
akan meruntuh
terburai isi perutnya
datanglah kekasihku
leraikan kerinduanku
aku tiada tertahan lagi
sesaat yang mencengkam kalbuku