DOA DIBALHK KELAM
Jelaga kian pekat
Tak terusik dihembus angin
Jatuh luruh bertumpu lekat
... Membekas legam di dinding hati
Bagai jejak lukisan kelam
Bersimpuh rebah diharibaan duka
Wajah mendongak, hati berbisik
Tangan terentang, bibir mendoa
Bergurat asa, dilantun dalam kidung
Menatap raut sang Bhagawan dalam hiba
Jatuh luruh air mata jiwa, bagi khilaf yg dikenang
Diselempang harapan, bincang terurai resah
Kutahbiskan selaksa dzikir, di reruntuhan hati
Semogalah asa tak hanya terkecap dalam bincang
Dan restu langit tersibak indah bagi jalan
Disela bias pancaran kemilau kasih NYA
DOA DIBALHK KELAM
Jelaga kian pekat
Tak terusik dihembus angin
Jatuh luruh bertumpu lekat
... Membekas legam di dinding hati
Bagai jejak lukisan kelam
Bersimpuh rebah diharibaan duka
Wajah mendongak, hati berbisik
Tangan terentang, bibir mendoa
Bergurat asa, dilantun dalam kidung
Menatap raut sang Bhagawan dalam hiba
Jatuh luruh air mata jiwa, bagi khilaf yg dikenang
Diselempang harapan, bincang terurai resah
Kutahbiskan selaksa dzikir, di reruntuhan hati
Semogalah asa tak hanya terkecap dalam bincang
Dan restu langit tersibak indah bagi jalan
Disela bias pancaran kemilau kasih NYA
Jelaga kian pekat
Tak terusik dihembus angin
Jatuh luruh bertumpu lekat
... Membekas legam di dinding hati
Bagai jejak lukisan kelam
Bersimpuh rebah diharibaan duka
Wajah mendongak, hati berbisik
Tangan terentang, bibir mendoa
Bergurat asa, dilantun dalam kidung
Menatap raut sang Bhagawan dalam hiba
Jatuh luruh air mata jiwa, bagi khilaf yg dikenang
Diselempang harapan, bincang terurai resah
Kutahbiskan selaksa dzikir, di reruntuhan hati
Semogalah asa tak hanya terkecap dalam bincang
Dan restu langit tersibak indah bagi jalan
Disela bias pancaran kemilau kasih NYA