Wednesday 30 January 2013

TUBIR DUKA


TUBIR DUKA

Seribu japa terlantun, selaksa doa terungkai lirih
Ketika lipu kalbu diharu sendu, dan tiada bayang
menyapa raga
... Samar sapur cuaca mata,
tertatap hampa
digenggam kalbu
Berjuta rasa dipeluk jiwa, berpalung mimpi
disebaris wajah bahagia
Dan hasta jiwapun tak
henti terentang,
menggapai langit
berpinta cipta doa
Agar lekanglah gelap hima, dipacuan arah yg
tlah terenda

Namun harap tak seindah gambuh dialunan senja
Bahagia kian terbelam, harsa tak terenggut
atma
Bahkan senyumpun lintang pukang, terejam duka yg tiada jeda
Kian sesak sempitlah
gelanggang dada, dipacu waktu kesendirian rindu
Keakuan terhentak miris,
raga kecewa dalam urai
Meraung dalam pekik, melolong menyentak bara direlungan luka

Merona rasa kian rawan, membunga sedan
Terpasung kalbu
dijalinan cinta nan mengelam
Langkah terketam redam, diantara angkara
dan rindu
Dibatas sebaris
ketulusan kasih yg memancang halau gelegak api
Lidah jiwa membeku kelu,
diamuk sribu warna rasa yg kian membekap nurani
Terkatung rebah
diantara seribu warna rasa yg melebur dalam
hati
Cinta pada akhirnya hanya melegamkan
semua sendi sendi kalbu ini