Saturday 16 February 2013

~ Menyelak Kembara Semalam ~


‎~ Menyelak Kembara Semalam ~

Di sela-sela hari yang berlari
tunak hati memandang masa yang berciciran di belakang
getir perjalanan terentas di ruang masa menjarah rasa
... rebah bangunnya dalam lembah hidup yang berliku
senyum tawanya dalam indah yang membelar
segalanya bergentayang kembali bertemali menghunjami

Pernah bahagia mengocong bilah-bilah hidup
kemilaunya tiada terbanding walau kilau intan taranya
bersama dia melangir cinta dalam mahligai bahagia
namun …
sedetik mata berkelip duka hadir berkalih
gitacinta direnggut orang ketiga…menitislah darah luka
berkelanalah hampa menyelinap di kelongsong rasa

Bersama sisa-sisa kudrat …laut duka diselaksingkir
luka dikatup senyum diukir… walau perih bertaut pedih
bertongkat tabah langkah disukat rintih disekat
ambal dibentang halang dirintang
damai digubah lalu cuba mengucup sejahtera

Di sinilah kini sekujur tubuh berdiri
dalam warna hidup yang kian jingga
keringat tercurah dalam menabur setia
melindungi dan menyayangi selagi diri dihargai

Namun…
titis noda hadir mewarna saat leka
puing-puing dosa terpancang tanpa rela
betapa asa kian binasa dalam merenda rencah hidup
betapa tangis ini tiada titik henti
betapa senyum ini bersulam pura melangsiri

Lalu bertanya pada diri sendiri
bilakah saatnya renehan duka ini
akan bertemu detik akhir
lalu dapat kembali
menyulam damai di sudut paling lunak.

Hajira Redha
1.26am~ 16 Feb 2013
Bumi Ulul Albab
~ Menyelak Kembara Semalam ~

Di sela-sela hari yang berlari
tunak hati memandang masa yang berciciran di belakang
getir perjalanan terentas di ruang masa menjarah rasa
rebah bangunnya dalam lembah hidup yang berliku
senyum tawanya dalam indah yang membelar
segalanya bergentayang kembali bertemali menghunjami

Pernah bahagia mengocong bilah-bilah hidup
kemilaunya tiada terbanding walau kilau intan taranya
bersama dia melangir cinta dalam mahligai bahagia
namun …
sedetik  mata berkelip duka hadir berkalih
gitacinta direnggut orang ketiga…menitislah darah luka
berkelanalah hampa menyelinap di kelongsong rasa

Bersama sisa-sisa kudrat …laut duka diselaksingkir
luka dikatup senyum diukir… walau perih bertaut pedih
bertongkat tabah langkah disukat rintih disekat
ambal dibentang halang dirintang
damai digubah lalu cuba mengucup sejahtera

Di sinilah kini sekujur tubuh berdiri
dalam warna hidup yang kian jingga
keringat  tercurah dalam menabur setia
melindungi dan menyayangi  selagi diri dihargai

Namun…
titis noda hadir mewarna saat leka
puing-puing dosa terpancang tanpa rela
betapa asa kian binasa dalam merenda rencah hidup
betapa tangis ini tiada titik henti
betapa senyum ini bersulam pura melangsiri

Lalu bertanya pada diri sendiri
bilakah saatnya renehan duka ini
akan bertemu detik akhir
lalu dapat kembali 
menyulam damai di sudut paling lunak.

Hajira Redha
1.26am~ 16 Feb 2013
Bumi Ulul Albab