Kita Bukan Dogma
Bergaung di kecap
ajal hangat mengawasi
:melatar-belakangi pikiran di ketika matahari terbit
... Aku memilih untuk berteduh
di sebuah bumi
Letak mana-mana nabi sebelum aku yang juga belum mati
Nyanyikanlah satu ayat !
Yang membacakan hak-hak ku
Agar ku mengerti cinta apa yang bersiul di pagi hari
sebelum aku kembali
:membual
Merobek langit untukmu turun
dan bernapas di dalam ku
Di samping pemuka yang terengah-engah
memakaikan sepatu yang tepat
untuk ku :meranggas
Dari iman yang mengering
ketika berada di reruntuhanmu..
Wahai, Tuanku. Katakanlah itu !
Jika pantas darah menjalankan merahnya,
mengapa merah harus ku pecahkan untuk ke biru ?
.....Demi mata mata diam yang menatap
dan mengatakan tidak kata-kata
untukku bagaimana harus keluar dari ini
Mengapa aku harus menjawab dengan darah-darahku ?
SAdjin
Kita Bukan Dogma
Bergaung di kecap
ajal hangat mengawasi
:melatar-belakangi pikiran di ketika matahari terbit
... Aku memilih untuk berteduh
di sebuah bumi
Letak mana-mana nabi sebelum aku yang juga belum mati
Nyanyikanlah satu ayat !
Yang membacakan hak-hak ku
Agar ku mengerti cinta apa yang bersiul di pagi hari
sebelum aku kembali
:membual
Merobek langit untukmu turun
dan bernapas di dalam ku
Di samping pemuka yang terengah-engah
memakaikan sepatu yang tepat
untuk ku :meranggas
Dari iman yang mengering
ketika berada di reruntuhanmu..
Wahai, Tuanku. Katakanlah itu !
Jika pantas darah menjalankan merahnya,
mengapa merah harus ku pecahkan untuk ke biru ?
.....Demi mata mata diam yang menatap
dan mengatakan tidak kata-kata
untukku bagaimana harus keluar dari ini
Mengapa aku harus menjawab dengan darah-darahku ?
SAdjin
Bergaung di kecap
ajal hangat mengawasi
:melatar-belakangi pikiran di ketika matahari terbit
... Aku memilih untuk berteduh
di sebuah bumi
Letak mana-mana nabi sebelum aku yang juga belum mati
Nyanyikanlah satu ayat !
Yang membacakan hak-hak ku
Agar ku mengerti cinta apa yang bersiul di pagi hari
sebelum aku kembali
:membual
Merobek langit untukmu turun
dan bernapas di dalam ku
Di samping pemuka yang terengah-engah
memakaikan sepatu yang tepat
untuk ku :meranggas
Dari iman yang mengering
ketika berada di reruntuhanmu..
Wahai, Tuanku. Katakanlah itu !
Jika pantas darah menjalankan merahnya,
mengapa merah harus ku pecahkan untuk ke biru ?
.....Demi mata mata diam yang menatap
dan mengatakan tidak kata-kata
untukku bagaimana harus keluar dari ini
Mengapa aku harus menjawab dengan darah-darahku ?
SAdjin