ada rindu menyemai
masih seputar tentang mu di bingkai hati
ketika sang waktu tak berpihak
Hanya ada raung mencumbu serpih
dan
... aku tak mampu menunggu
Kelu
Nanar menyumbat indra penglihat
Lalu ada legam yang menutup sudut netre
Serpihpun makin menjumawa
Dalam tiris tak bertepi , setangkup harap menjembatani
Bisikku ringan
Pada bias malam kutitip rasa
Pada bayu ku hantar gelembung kalbu
Untuk kau balai tanpa tapal batas
waktu
Isakku dalam peluh , hanya padu yang ku mau
Sesaat
Sayu mengumbar menanti peraduan
Berharap alam membawa ku terbang
Untk mendekap bayang ilusi
Dari gambaran pemilik tirani hati
Namun
tak kutemuai yang kucari
Hanya ada nada jangkrik menyemai sepi
Lagi dan lagi gigil terselimuti
Oleh ruas imaji yang mencaruk uluh hati
Aaaakh ..!
Beriakku dalam bungkam
Ingin segera memungut rindu terbuang
ada rindu menyemai
masih seputar tentang mu di bingkai hati
ketika sang waktu tak berpihak
Hanya ada raung mencumbu serpih
dan
... aku tak mampu menunggu
Kelu
Nanar menyumbat indra penglihat
Lalu ada legam yang menutup sudut netre
Serpihpun makin menjumawa
Dalam tiris tak bertepi , setangkup harap menjembatani
Bisikku ringan
Pada bias malam kutitip rasa
Pada bayu ku hantar gelembung kalbu
Untuk kau balai tanpa tapal batas
waktu
Isakku dalam peluh , hanya padu yang ku mau
Sesaat
Sayu mengumbar menanti peraduan
Berharap alam membawa ku terbang
Untk mendekap bayang ilusi
Dari gambaran pemilik tirani hati
Namun
tak kutemuai yang kucari
Hanya ada nada jangkrik menyemai sepi
Lagi dan lagi gigil terselimuti
Oleh ruas imaji yang mencaruk uluh hati
Aaaakh ..!
Beriakku dalam bungkam
Ingin segera memungut rindu terbuang
masih seputar tentang mu di bingkai hati
ketika sang waktu tak berpihak
Hanya ada raung mencumbu serpih
dan
... aku tak mampu menunggu
Kelu
Nanar menyumbat indra penglihat
Lalu ada legam yang menutup sudut netre
Serpihpun makin menjumawa
Dalam tiris tak bertepi , setangkup harap menjembatani
Bisikku ringan
Pada bias malam kutitip rasa
Pada bayu ku hantar gelembung kalbu
Untuk kau balai tanpa tapal batas
waktu
Isakku dalam peluh , hanya padu yang ku mau
Sesaat
Sayu mengumbar menanti peraduan
Berharap alam membawa ku terbang
Untk mendekap bayang ilusi
Dari gambaran pemilik tirani hati
Namun
tak kutemuai yang kucari
Hanya ada nada jangkrik menyemai sepi
Lagi dan lagi gigil terselimuti
Oleh ruas imaji yang mencaruk uluh hati
Aaaakh ..!
Beriakku dalam bungkam
Ingin segera memungut rindu terbuang