Sunday 11 December 2011

Surat Cinta

Duhai engkau di sana

sadarlah,

aku di sini termangu rindu



aku mencintaimu sepanjang jalan penuhi tanah lapang

aku mencintaimu sekering lautan tak berair

aku mencintaimu sehangat mentari yang tak lelah sinari bumi

aku mencintai meski aku terbakar bara cemburu

mari kita berkisah lagi

semoga malam menjadi saksi percintaan kita di balut udara

membuka benih-benih kasih yang sekian lama hambar

kau dan aku yang terpisah ribuan mata

antara samudra dan lautan

gelombang dan karang

semuanya menjadi saksi semenjak perpisahan kita

saat engkau sematkan kaki ke tanah rantau

dan aku di sini menimang buah cinta kita sendiri



Duhai engkau di sana

kembalilah,

saatnya kau dan aku merasakan kehangatan malam

untuk malam yang pernah kita lenyapkan di balik suara

biar esok pagi nanti menjadi berbeda

tak seperti saat kau di sana dan aku di sini

kita bercerita dengan mungil yang kelak kau kandung lagi



lekaslah engkau kembali,

beri salam untukku dan malam



surat cinta yang engkau kirim kepadaku saat itu

telah usai ku baca dengan mata cinta

hingga aku menitihkan air mata

namun,

telah ku maknai segalanya

kita berpisah bukan untuk terpisah

kita hanya terjengkal pada keadaan yang melayakkan



percayalah,

cintaku tak kan henti di ujung mata

meski engkau pulang menimang buah cinta negeri sana



Aku harap engkau lekas kembali

Bersama pesan surat cinta ini


Ngawi, 04 Desember 2011