Saturday 3 December 2011

“Dik Sri 17”

Dik Sri,

Aku pulang

Ini aku bawakan kulkas untukmu

Yang aku pungut dari tong sampah depan rumah megah di sana

Kondsinya masih sangat bagus dik, untuk kita pakai

Ini mungkin kulkas baru berumur beberapa bulan saja

yang pemiliknya sudah bosan memakai



Di dalamnya juga masih ada dua buah apel dan sayuran, meski sedikit agak kusut

Sayurannya bisa kamu masak untuk makan malam

Dan apel kita jadikan hidangan penutup

Seperti makan ala gedongan, dik



Dik,

Meski rumah kita belum ada listrik, tak apa

Kita pajang dulu kulkasnya di samping ranjang

kau bisa menatapnya setiap hari

kau isi saja dengan air yang kau tanak pagi nanti

juga nasi dan lauk seadanya



Bila kau nanti haus merasakan pengab kota ini,

kau tak susah mencari

meski masih hambar terasa

Tapi jangan kau buang kendi tanah liat kita

Aku masih sangat rela tuk mengaliri hausku kala pulang dan malam



Sabar ya dik,

Nanti bila kita sudah mampu memasang listrik,

kau kan merasakan dingin kulkasnya

merasakan kesejukannya

Dan mengisinya dengan buah juga sayuran seperti yang engkau mau

Biar dingin menghinggapi rumah kita

begitu pula cinta kita

Seperti rumah cemara di sana

dan kita tak kan bermimpi lagi

menempati rumah cemara penuh warna

Ngawi, 15 november 2011